almanak

Pamalayu, Politik Diplomasi Kekuasaan Kertanegara

Penyerangan terhadap Negeri Malayu ( Pamalayu ) berhubungan dengan letaknya yang strategis, menguasai lalu lintas pelayaran Selat Malaka. Melayu juga menjadi kota dagang internasional, tempat bertemunya kapal-kapal dagang dari berbagai Negara.

PublishedAugust 28, 2009

byDgraft Outline

Nagarakretagama pupuh XLII/1-2 menyatakan bahwa pada tahun 1206 Saka (1284 Masehi) Pulau Bali berhasil ditundukkan. Nagarakretagama pupuh XLI/5 menyatakan bahwa semula pengiriman ekspedisi militer ke Negeri Malayu dimaksudkan untuk meminta penguasa Negeri Malayu, agar mau tunduk secara damai, tanpa melalui peperangan.

Dari keterangan yang ditulis dalam Negarakretagama, semakin memperjelas adanya pengerahan pasukan yang dilakukan oleh Kertanegara ke wilayah Melayu.

Dengan keadaan geografis yang ideal untuk wilayah perdagangan, maka Kertanegara, mengharapkan Negara Melayu tunduk kepada Singasari di bawah kekuasaan Kertanegara. Dengan dikuasainya Negara Malayu maka Singasari termasuk Kertanegara akan mendapatkan semuanya yaitu nama besar, kekuasaan dan harta dari perdagangan internasional.

Pengiriman pasukan Singasari ke tanah Malayu ternyata bukan hanya ingin menguasai daerah tersebut, Pamalayu juga berhubungan dengan pencegahan masuknya pasukan asing yaitu dari Cina di bawah Kaisar Kublai Khan, karena pada masa itu kekuatan Kublai Khan sedang dalam keadaan on fire bahkan sudah masuk ke wilayah Campa dan Kamboja.

Maka untuk mencegah masuknya pengaruh tersebut ke Nusantara, Kertanegara bertindak cepat dengan mengirimkan pasukan ke Negara Melayu. Dengan penguasaan Suwarnabhumi oleh pasukan Singasari maka kekuasaan Kublai Khan dapat dicegah agar tidak masuk masuk ke wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia (sekarang).

Apa yang dilakukan oleh Kertanegara ini, berjalan dengan lancar dan gemilang, karena pada 22 Agustus 1286 Sri Kertanegara mengeluarkan Prasasti Amoghapasa yang ditunjukan kepada Raja Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa di Suwarnabhumi seperti berikut:

Salam bahagia! Pada tahun saka 1208 bulan Bhadrapada……tatkala itulah arca Paduka Amoghapasa Lokeswara dengan empat belas pengikut serta tujuh ratna permata, dibawa dari Bhumi Jawa ke Suwarnabhumi, ditegakkan di Dharmasraya, sebagai hadiah Sri Wiswarupa Kumara.

Untuk tujuan itu Sri Kertanagara Wikrama Dharmottunggadewa memerintahkan Rakrian Mahamantri Dyah Adwayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma, Samgat Payanan Hyang Dipangkaradasa, Rakryan Demung Wira, untuk menghantar Paduka arca Amoghapasa.

Semoga hadiah itu membuat gembira segenap penduduk negeri Melayu termasuk para Brahmana, Satria, Waisya, Sudra dan terutama pusat segenap para arya Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa ”.

Menurut Slamet Muljana, politik Sri Kertanegara yang berhasil gemilang itu secara resmi disebut politk dwipantara. Dwipantara adalah sinonim nusantara, terbukti dari prasasti Camunda bertatikh 17 Agustus 1292 yang berbunyi sebagai berikut:

Salam bahagia! Tahun Saka 1 (214) …..Pada waktu itu ditegakan arca Paduka Bhatari. Sri Maharaja sudah puas dengan kemenangan-kemenangan yang diperoleh di segenap tempat, menjadi pelindung seluruh dwipantara ”.

Strategi perluasan wilayah yang dilakukan oleh Kertanegara ternyata jitu dan mampu menjadikan kerajaan Singasari menjadi besar. Walapun memang politik perluasan wilayah dengan cara menyerang kerajaan lain sudah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya, tetapi ternyata politik seperti ini masih bisa dilakukan. Namun semua itu ternyata tidak berjalan lama, karena terjadi pemberontakan atau perlawanan terhadap Kertanegara oleh Jayakatwang.