Pada zaman dulu orang yang memiliki gamelan Jawa ini hanya orang-orang kraton. Seiring perkembangan zaman dan peminat masyarakat untuk melestarikan juga keingin-tahuan, kini gamelan Jawa ini bisa diperoleh di mana saja dan siapa saja yang memainkannya.
Gemalan Jawa atau orang Jawa sendiri menyebutnya dengan kata “ Gong ” yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti Gamel yang artinya alat musik yang dipukul atau ditabuh. Alat musik ini terbuat dari kayu dan gangsa, sejenis logam yang dicampur tembaga atau timah dan rejasa.
Table of contents
Open Table of contents
Alat musik pengiring instrumen gamelan
Kendang Kendang adalah alat musik tabuh menyerupai bedug tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Kendang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukuran dari yang terbesar sampai yang terkecil: Kendang Gending, Kendang Wayangan, Kendang Ciblon, dan Kendang Ketipung
Bonang Bonang adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu: Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi. Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titi nadanya lebih tinggi satu oktaf dibandingkan Bonang Barung.
Gender Gender adalah alat musik yang terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali.Gender dapat dibedakan menjadi: 1) Slentem, adalah alat musik dengan bilah metal dan resonator terbesar dalam keluarga gender. Biasanya Slentem memiliki tujuh bilah dan memiliki titi nada satuoktaf dibawah Saron Demung
Gender terdiri atas: Gender Barung. Gender Barung memiliki bilah metal dengan ukuran sedang dalam keluarga Gender. Gender Barung memiliki titi nada satu oktaf lebih rendah dari Gender Panerus. Sedangkan Gender Panerus memiliki bilah-bilah yang paling kecil dalam keluarga Gender. Gender Panerus memiliki titi nada satu oktaf lebihtinggi daripada Gender Barung.
Gambang Gambang, adalah alat yang menyerupai instrument metallophone, tetapi bilah-bilahnya terbuat dari kayu atau tembaga.
Suling Suling, adalah alat musik tiup yang biasanya terbuat dari bambu. Dibedakan atas dua tipe:
- suling dengan lima lubang (finger-holes) untuk laras Pelog;
- suling dengan empat lubang untuk laras slendro.
Siter atau clempung Siter atau Celempung, adalah alat petik sejenis gitar tetapi memiliki senar yang lebih banyak. Saron terdiri atas:
Saron Demung, yaitu alat musik dengan bilahan paling besar dalam keluarga Sarondan menghasilkan nada rendah. Titi nada Saron Demung lebih rendah satu oktaf dibanding Saron Barung. Saron Demung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Demung Slendro dan Demung Pelog.
Saron Barung. Dibandingkan dengan Saron Demung & Saron Panerus, Saron Barung memiliki bilahan logam menengah (medium). Titi nadanya satu oktaf lebih rendah dari Saron Panerus dan satu oktaf lebih tinggi dari Saron Demung. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Barung Slendro dan Barung Pelog.
Saron Panerus atau seringkali disebut dengan julukan Peking. Ini merupakan keluarga Saron yang paling kecil. Dibandingkan Saron Barung, Saron Panerus memiliki titi nada lebih tinggi satu oktaf. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Panerus Slendro dan Panerus Pelog.
Selain itu ada juga, Gong kenong, kethuk, japan, kempyang, kempul dan peking Konon gamelan Jawa ini diciptkan oleh Sang Hyang Guru Era Saka, sebagai dewa yang dulu menguasai seluruh tanah Jawa. Sang dewa inilah yang menciptakan alat musik gong, yang digunakan untuk memanggil para dewa.
Begitu juga dengan struktur dibuat berdasarkan relief yang ada dalam Candi Borobudur pada abad ke-8. Dalam relief di candi tersebut, terdapat beberapa alat musik yang terdiri dari kendang, suling bambu, kecapi, dawai yang digesek dan dipetik, serta lonceng.
Berdasarkan data-data pada relief dan kitab-kitab kesusasteraan diperoleh petunjuk bahwa paling tidak ada pengaruh India terhadap keberadaan beberapa jenis gamelan Jawa. Keberadaan musik di India sangat erat dengan aktivitas keagamaan. Musik merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan (Koentjaraningrat, 1985).
Di dalam beberapa kitab-kitab kesusasteraan seperti kitab Natya Sastra seni musik dan seni tari berfungsi untuk aktivitas upacara. keagamaan (Vatsyayan, 1968). Secara keseluruhan kelompok musik di India disebut ‘ vaditra ‘ yang dikelompokkan menjadi 5 kelas.
Yakni: tata (instrumen musik gesek), begat (instrumen musik petik), sushira (instrumen musik tiup), dhola (kendang), ghana (instrumen musik pukul).Pengelompokan yang lain adalah:
Avanaddha vadya, bunyi yang dihasilkan oleh getaran selaput kulit karena dipukul.
Ghana vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran alat musik itu sendiri.
Sushira vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran udara dengan ditiup.
Tata vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran dawai yang dipetik atau digesek.
Klasifikasi tersebut dapat disamakan dengan membranofon (Avanaddha vadya), ideofon (Ghana vadya), aerofon (sushira vadya), kordofon (tata vadya). Irama musik di India disebut laya dibakukan dengan menggunakan pola ‘ tala ‘ yang dilakukan dengan kendang. Irama tersebut dikelompokkan menjadi: druta (cepat), madhya (sedang), dan vilambita (lamban)
Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada/titi nada), yaitu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada Gamelan Pelog.
Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.