traveldraft

Candi Badut; “Bha-dyut” berarti Sorot Agastya

Candi Badut terletak di Dukuh Gasek, Desa Karang Besuki, Kesamatan Dau, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Candi Badut terletak di kaki Gunung Kawi. Candi Badut diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan.

PublishedDecember 24, 2011

byDgraft Outline

Candi Badut diduga merupakan suatu kompleks Percandian yang dikelilingi pagar tembok, namun sekarang telah hilang. Letak bangunan candi tidak di pusat halaman candi.

Terletak di dataran rendah, pada ketingian 508 meter di atas permukaan air laut. Candi ini terbuat dari bahan batu andesit dengan ukuran panjang 17,27 meter, lebar 24 meter dan tinggi 8 meter. Pintu Candi barat. Pada pintu masuk ke ruang candi dihiasi Kalamakara.

Dilihat dari segi arsitekturnya Candi Badut memiliki kemiripan dengan candi-candi di Jawa Tengah periode bad ke-8 hingga ke-10 Masehi, terutama kemiripannya bisa kita lihat di kawasan dataran tinggi Dieng seperti Candi Gedong Songo.

Dari peninggalan berupa sisa-sisa pondasi tiga buah candi perwara (candi kecil yang mengitari candi Induk), menunjukan apabila Candi Badut merupakan kompleks percandian.

Kuat dugaan bahwa Candi Badut merupakan Candi denga gaya Arsitektur peralihan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Kemungkinan juga merupakan suatu bukti terjadinya perpindahan pusat kerajaan ke timur.

Dalam hubungan ini para sarjana cenderung menghubungkan berita perpindahan kerajaan Holing ke timur sekitar tahun 740 Masehi. Kemudian diartikan bahwa raja dari dinasti sanjaya menyingkir ke timur karena terdesak oleh dinasti Sailendra. Daerah yang dimaksud mungkin adalah sekitar Malang sekarang.

Bagian kaki

Secara morfologis, kaki candi terdiri atas perbingkaian bawah, badan kaki dan perbingkaian atas tetapi kaki Candi Badut hanya mempunyai bingkai bawah dan badan kaki.

Bingkai bawah terdiri dari pelipi rata, sedangkan badan kaki candi berupa susunan bata-bata rata, polos dan tidak mempunyai hiasan sama sekali. Pada bagian depan candi terdapat tangga naik ke bilik candi dihiasi ukiran

Di tangga sebelah selatan terdapat Fragmen relief kinarakinari (Mahluk Surga berkepala manusia berbadan burung yang bertugas memainkan lantunan musik Surgawi). Sebelum masuk ke bilik candi terdapat selasar keliling dengan pradaka sinaptha.

Bagian badan

Badan Candi Badut lebih besar dari tingginya. Pintu bilik berpenampil ( poritico ) yang mengingatkan pada langgam seni bangunan Jawa Tengah.

Pada dinding luar badan candi terdapat relung-relung yang di dalamnya terdapat arca. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.

Durga Mahesasuramardhini (relung utara), Syiwa sebagai Mahaguru atau Agastya (biasanya terdapat di relung selatan), sedangkan di relung timur biasanya berisi arca Ganesa. Relung-relung tersebut memiliki bingkai kara makara.

Di sisi kiri-kanan pintu masuk terdapat relung-relung kecil dengan penampil berisi Mahakala dan Nandiswara. Bidang-bidang di samping relung-relung itu diisi dengan hiasan pola bunga.

Bagian atap candi telah rusak, hanya tinggal lapis pertama yang tidak lengkap. Menurut hasil rekonstruksi yang pernah dilakukan, tampak bagian atap candi terdiri atas dua tingkat yang serupa dengan tubuh candi tetapi makin ke atas semakin kecil dan ditutup dengan puncak ratna. Hiasan yang terdapat pada atap berupa antefix.

Di depan candi induk terdapat tiga bekas alas candi kecil (candi perwara). Diperkirakan bentuknya sama dengan candi induk. Candi tersebut berjajar arah utara selatan dan menghadap ke timur.

Candi perwara yang di tengah berisi arca Nandi, di selatan terdapat lingga yoni, sedangkan di utara tidak diketahui. Susunan yang terdiri dari tiga candi yang lebih kecil dan berhadapan membuktikan bahwa Candi Badut merupakan salah satu candi yang tertua di Jawa Timur.

Candi Badut dalam Sejarah

Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni.

Candi ini ditemukan pada tahun 1921 dimana bentuknya pada saat itu hanya berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan tanah. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda.

Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.

Candi Badut diperkirakan dibangun pada abad VIII Masehi. Masa pendirian bangunan dihubungkan dengan prasasti Dinoyo 760 Masehi (682 Saka).

Prasasti dibuat dari batu bertuliskan huruf Kawi, berbahasa Sansekerta dan menyebutkan bahwa pada abad VIII Masehi, ada kerajaan berpusat di Kanjuruhan Desa Kejuron) di bawah pemerintahan Raja Dewa Simha yang berputera seorang laki-laki bernama Limwa. Limwa mempunyai seorang puteri. Uttejana yang menikah dengan Jananeya. Limwa menggantikan ayahnya dan berganti nama dengan Gajayana.

Pada pemerintahan Gajayana itulah didirikan Candi Badut. Dikatakan pula bahwa pendirian bangunan tersebut tanggal 1 Kresnapaksa bulan Margasirsa tahun 682 Saka (28 Nopember 760 Masehi) untuk tempat Agastya berikut arcanya dari batu hitam yang sangat indah. Arca tersebut ditasbihkan oleh para pendeta yang paham akan kitab Weda beserta para petapa sthapaka dan rakyat.

Pada kesempatan ini raja menganugerahkan sebidang tanah, sapi dan kerbau, budak laki-laki dan perempuan sebagai penjaga, juga segala keperluan untuk pendeta seperti keperluan pemujaan, penyucian diri dan bangunan tempat peristirahatan para pengunjung. Dengan adanya arca Durga, Agastya dan lingga yoni maka Candi Badut merupakan candi-candi agama Hindu.

Candi Badut telah purna pugar pada 1994 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan denggat tenggat waktu pemugaran dari tahun 1990. Sebelumnya candi ini telah dipugar pada tahun di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda

Data Candi Badut

Candi Badut menghadap ke barat terletak di dataran rendah, pada ketinggian 508 meter di atas permukaan air laut. Badan candi besar (tambun), di kanan dan di kiri pintu masuk bilik candi terdapat hiasan makara.

Pada dinding luar badan candi terdapat relung-relung. Ci relung utara berisi arca Durgamahesasuramardhini, relung selatan Agastya, sedangkan relung timur kosong. Di dalam bilik candi terdapat lingga dan yoni.

Bagian atap candi hanya tinggal lapis pertama yang tidak lengkap. dari peninggalan berupa sisa-sisa pondasi tiga buah candi perwara di depan candi induk, menunjukan bahwa Candi Badut merupakan komplek percandian yang dikelilingi pagar batu. arsitektur bangunan candi menunjukan langgam Jawa Tengah.

Pada tahun 1925 Candi Badut dipugar, namun karena hasil pemugarannya telah mengalami kerusakan maka pada tahun 1990-1994 dipugar kembali.

Lokasi

Desa : Karang Besuki (Dukuh Gasek),

Kelurahan : Karang Besuki,

Kecamatan : Dau,

Kabupaten : Malang, Jawa Timur

Bahan dan Ukuran

Bahan: Batu Andesit

Panjang : 17,27 meter

Lebar : 24 meter

Tinggi : 8 meter